Pages

Rabu, 24 Desember 2014

Untuk Ibu



bolehkah aku jatuh hati?
menetapkan sebagian cintaku untuknya
tak berniat mengganti kasihmu yang seluas samudra

bolehkah aku jatuh cinta?
membiarkan fikiranku melayang jauh tentangnya
membangun harapan
tanpa henti
bersama restumu tentu amat berarti

tetapi Ibu,
adakah ia menungguku
seperti engkau yang setia menantiku diambang pintu
adakah ia merinduku
seperti engkau saat ku tinggal merantau
adakah aku dalam doanya
seperti engkau senantiasa menyisipkan namaku
diantara denting tasbihmu saat menyebut Asma-Nya

salahkah aku menyimpan asa..
menjadi mendung kecil menutup mentari
menghalangi birunya langit kasihmu
mencoba menandingi luasnya samudra cintamu
kepada ia yang sedang menanti kekasih hatinya...





23/12/14

Selasa, 09 Desember 2014

Lirik "One More Chance, One More To Go"


If I lose any more than this, will my heart be forgiven
How much pain before I can see you again
One more time, please don't change the season
One more time to the time when we fool around

When our path cross each other, I am always the first to turn
Making me indulge more in my selfish way
One more chance tripped by memories
One more chance we cannot choose our next place

I am always searching somewhere for you
The opposite station platform, the back alley window
Even though I know you won't be here
If my wish is to be granted, please bring me to you right now
Betting and embracing everything
To show you there's nothing else I can do

Anybody should be fine if it was just to ease loneliness
Because the stars in the night sky seems like falling, I can't lie to myself
One more time, please dont' change the season
One more time to the time when we fool around

 I am always searching somewhere for you
Even at the intersection and dream
Even though I know you won't be here
If miracle was to happen, I want to show it to you right now
A new morning, myself
and the "I love you" which I couldn't say

Summer's memory is revolving
The sudden disappearance of heart beat

I am always searching somewhere for you
At dawn's town, in Sakuragi-cho
Even though I know you won't come here
If my wish is to be granted, please bring me to you right now
Betting and embracing everything
To show you there's nothing else I can do

 I am always searching somewhere for your fragment
At the destination's shop, At the corner of the newspaper
Even though I know you won't be there
If miracle was to happen, I want to show it to you right now
A new morning, myself
And the "I love you" which I couldn't say

I always end up looking somewhere for your smile
At the railway crossing of the express train
Even though I know you won't be here
If life can be repeated, I'll go to you many times over
There's nothing else that I want
Nothing else is more important than you

Kamis, 04 Desember 2014

Langit Lantai Tiga


Sejauh mata memandang hanya Jingga, biru, dan abu-abu
Semua warna berbaur dalam kuasaNya
Hal yang tak pernah bisa diciptakan oleh tangan-tangan penuh dosa

Dari lantai tiga aku melihat
Lapisan-lapisan lembut seperti kumpulan kapas
Bisakah aku terbang mendekatinya?
Bermain dengannya?
Atau mungkin tidur diantaranya.

Dari lantai tiga aku menyadari
Melihat langit serta membandingkan diri
Mungkin aku bisa melewatinya
Yah, hanya melesat dan melewatinya saja
Tanpa ada waktu untuk berhenti sejenak
Karena Sang Pemilik Warna itu memanggilku
Ia akan bertanya banyak hal
Ah.. andai aku bisa kembali
Akan ku cuci bersih jiwa penuh dosa ini






Rabu, 03 Desember 2014
terinspirasi saat memandang langit sore dari lantai tiga kantor

Senin, 01 Desember 2014

Not a Poem


What can I do even I miss you so bad?

This is not a poem,
it's just something  that come to my mind,
the stupid things. yes it is!


Sabtu, 29 November 2014

Nothing


Together with the soft mauve light in the afternoon
I mused alone
Whether poetry or what I type this ..
 Only two stanzas ..

Streaks smile on his face ..
Still prevail in my life ..





Saturday, 29 November 2014

Dear God

Dear God..
I have no words to describe how great You are
No matter how many mistakes that I've done
No matter how many times I forget You and ignore Your holy call..

You always forgive me again, again and again
You always with me
You never forsake me or leave me alone
You always find a way to draw my near to You..

Dear God..
I humbly ask You
Please wrap me with Your arms and never let me go away from You..

Dear the Almighty God..
I'm so grateful for this opportunity to have this conversation with You
Today I humbly submit myself to whatever You will is for me
And may it be as You will it to be
I'm eager to hear Your thoughts,
Your plans, Your words of advice and Your teachings for my life on this day
I humble myself before You, and submit myself to You
To honor and to glorify Your holy Name.

Dear God..
I humbly ask You,
Please speak to me My Lord
I'm listening
You are my God
The all Loving and all knowing..
And I love You..




Saturday, 29 November 2014

The Memories Of The Rain


The thousands of raindrops that wet the earth
Come lively with the special tone
I want to be in the middle of the thousands of raindrops
I want to play with them
Running freely like children who don't have the burden of life
So I know how much god love me
So I understand that there will be blessing in life if I'm thankful

Rain always accompanied me
When I felt lonely by looking at them,
I could tell my problems
'Cause they will take my problems into the ground
And will not tell it to anyone
By hearing your voice I feel the rhythm of the soul soothing melodies

When they go, there is always a refresh that I feel
I always hope wish they leave the beautiful arch for me
Like a rainbow let you go
And that's rainbow that will remind me of my memories with rain

Although sometimes there who don't like your presence
Because of frequent flooding
But it doesn't matter for me, I still love you





Saturday, 29 November 2014

Penantian


Telah banyak rangkaian kata tentangmu
Ku ukir disetiap sudut hati
Tak ada ruang lagi untuk yang lain
Tapi kau tetap diam

Dengan melodi aku menanti
Jutaan kali aku berdoa
diatara hingar bingar urusan dunia
Tapi kau masih diam

Seperti fatamorgana
di gurun Sahara
Begitulah engkau
Penghilang dahaga penantian panjang
Hadirmu kutunggu selalu

Melalui terik mentari aku melihat
Bersama mimpi
Aku berlari menghampiri
Bagai kereta uap menembus batas kesunyian hutan
Kuacuhkan panasnya pasir dikaki
Biarlah, sebagai bukti kerelaanku

Jika aku keliru
Jejak yang ku buat mungkin bisa menuntunku kembali
Tapi harus cepat!
Sebelum angin kerinduan menghapusnya perlahan
Haruskah aku menyerah setelah jauh melangkah?
Atau berhenti ditengah penantian sunyi?




Sabtu, 29 November 2014

Jumat, 28 November 2014

Apakah Puisi


Apakah puisi,
Kata yang kutemui dalam sepi
Kutulis bersama sunyi


Apakah puisi,
Sejuta makna dibalik suara
Bagai hujan memberi kesejukan
Melepas dahaga retakan tanah


Apakah puisi,
Sebab aku merindu
Sebab hati terpatri jelas untukmu






Jum'at, 28 November 2014
16:30 WIB

Minggu, 16 November 2014

Aku, kamu dan hujan

Tetesan hujan turun bagai kesejukan di batas kemarau.

Sedangkan pelangi hadir seolah kebahagiaan setelah mendung kesedihan

Lalu bagaimana denganmu?

Kau laksana udara..
Mampu menembus ruang jantungku
Menyusup mulus kedalam jiwa tanpa kusadari

Setiap detik yang berlalu bersamamu seolah hujan yang lama kurindukan dan enggan ku lewatkan
Bersama untaian kata yang tereucap, kau sanjung aku

Aku terbang, yah..
Seperti bunga dandelion yang lepas dari tangkainya.

Aku melayang jauh bersama anganku.
Tapi kau sebut namanya,
Tanpa sadar kau hempaskan aku,
Kencang.
Terlalu kencang seperti ombak yang menghantam karang.

Lalu aku bertanya,
Selain hujan,
Adakah hal lain yang rela jatuh luruh ke tanah demi menciptakan warna warni pelangi?
Meskipun tetesan hujan itu tak pernah sekalipun menikmati keindahan dari apa yang telah ia perjuangkan.






Sabtu, 15 November 2014
Usai kelas Techlite

Rabu, 05 November 2014

Lirik "If I Never Knew You" Ost. Pocahontas


If I never knew you
If I never felt this love
I would have no inkling of
How precious life can be
And if I never held you
I would never have a clue
How at last I'd find in you
The missing part of me.

In this world so full of fear
Full of rage and lies
I can see the truth so clear
In your eyes
So dry your eyes
And I'm so grateful to you
I'd have lived my whole life through
Lost forever

If I never knew you
If I never knew you
I'd be safe but half as real
Never knowing I could feel
A love so strong and true
I'm so grateful to you
I'd have lived my whole life through
Lost forever
If I never knew you

I thought our love would be so beautiful
Somehow we'd make the whole world bright
I never knew that fear and hate could be so strong
All they'd leave us were these whispers in the night
But still my heart is saying we were right

Oh if I never knew you
There's no moment I regret
If i never felt this love
Since the moment that we met
I would have no inkling of
If our time has gone too fast
How precious life can be...
I've lived at last...

I thought our love would be so beautiful
Somehow we'd make the whole world bright
I thought our love would be so beautiful
We'd turn the darkness into light
And still my heart is saying we were right
We were right

And if I never knew you
If I never knew you
I'd have lived my whole life through
Empty as the sky
Never knowing why
Lost forever
If I never knew you

Rabu, 29 Oktober 2014

Summary of A Man Named Dave Novel



A Man Named Dave” is the last story in Dave Pelzer’s autobiographical novels which published in 2001 and focuses on the story of his triumph and forgiveness. The previous novels are “A Child Called It” and “The Lost Boy”

In the beginning of “A Man Named Dave”, Dave Pelzer explained how hard his childhood was when he lived with his mother and how horrible his mother treated him abusively. After suffering 12 years of abuse from his mother, he was survived and free from his mother’s mistreatment then he was entered to the foster system. He starts to work in a young age, to prove his worth to society. His work made him drop out of high school. Then he tried to enlist to the Air Force and tried to become a fireman, like his father was. 

Dave entered to the Air Force. Though he continued doing his job seriously, he felt discourages in jobs that he did not enjoy. Due to his schedules of working, he lacked social skills and failed to make friends.

After several years in the service, he got information that his father lied sick in the hospital. He arrived days before his father died and he realized that cancer took his father. The loss made him feel more hopeless, as he hoped to save money to buy a house for him and his father. Without that goal, he seemed so hopeless and no more had a passion in life.

After several years in the Air Force, he moved to be a crewman on a refueling plane. With this promotion, he had transferred to a base back in his home state of California. He relaxed himself by renting an apartment close to the base. Months later, he fell in love to Patsy, a young woman in his apartment complex.

He never had a love relationship before, so he was a bit shy when he realized that he attracted to Patsy. However, Patsy pursued him continually. Though he recognized their personality conflicts right away, he felt his scarred background damages him, but finally he decided to marry Patsy.

Days after his marriage, his jobs become busier than before. In the deepest of his heart, he feared that he was genetically programmed to fail as a parent like his parents were. However, the birth of his son proved otherwise. He felt very happy at that time. On the other hand, as his son is growing, he became much busier in doing his job in the Air Force than before. It made his relationship with Patsy becomes worse. Then, he decided to retire from the Air Force and transition into life as a motivational speaker.

Finally, however, Patsy asked to break up with him. She refused to support his job as an unprofitable speaker. Then, they decided to divorce. In the process of taking over his own life, including publishing the first two volumes of his memoirs, he met Marsha, who became his wife. With the success of his books, he became a famous speaker. Shortly, after moving to his dream home on the Russian River, he married Marsha.

Sabtu, 18 Oktober 2014

DIA TIDAK DI TEMPAT LAIN



Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.
 Dia tidak di Salib.

Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.
Tidak ada tanda apa pun di dalamnya.

Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah,
dan ke Kandahar Aku memandang.
Dia tidak di dataran tinggi
maupun dataran rendah.

Dengan tegas,
aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).

Di sana cuma ada tempat tinggal
(legenda) burung Anqa.

Aku pergi ke Ka’bah di Mekkah.
Dia tidak ada di sana.

Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosuf
Dia ada di luar jangkauan Avicenna …

Aku melihat ke dalam hatiku sendiri.
Di situlah, tempatnya, aku melihat dirinya.
Dia tidak di tempat lain.




-Jalaludin Rumi,
Salah satu penyair favorit saya.
Karyanya banyak bertemakan cinta juga ketuhanan.

Jumat, 10 Oktober 2014

Genggaman


hangat. lembut. damai.
setidaknya itulah yang kurasakan saat aku menggnggam tangan itu.
Ada ketenangan dalam diri juga kuatan yang ia berikan padaku. seperti sengatan listrik.
tapi tentu sengatan dan getaran ini takkan membunuhku.
langsung bisa kurasakan begitu saja.

pantaslah mereka mengatakan, "gengamlah tangaku, aku merasa sendiri."

ternyata pengaruhnya memang sangat besar.
dapat kurasakan betapa tenangnya saat aku menggenggam itu,
kehangatan yang diberikannya mampu membuatku seolh tebang, menjauh dari semua masalah yang sedang mlandaku.
ah, betapa beruntungnya aku.


kehangatan itu, yah, biarlah aku menggenggam tanganku sendiri.
sampai sekarang masih belum ada yang mampu meraihnya bahkan menggantikan genggaman tanganku terhadap diriku.




@kampus, Rabu, 10 oktober 2014
Hari ulang tahun Ibu


Rabu, 08 Oktober 2014

Jarak dan Rindu





Jika mendung adalah jarak yang memisahkan matahari dengan bumi,

mungkin saat ituah matahari mengenal rindu terhadap bumi.
Dalam rindunya, ia tidak berhenti memberikan sinarnya ke bumi.
kehangatannya akan tetap bisa dirasakan walaupun mendung menghalangi.
Cepat atau lambat, seiring mendung yang memudar, jarak itu akan semakin berkurang.
Mereka - matahari dan bumi - akan kembali menatap satu sama lain.


Cinta dalam rindu atau rindu dalam cinta?
Apapun itu, keduanya tetap indah.












Rabu, 08 Oktober 2014.
Mendung, tanpa secangkir teh hangat.

Selasa, 07 Oktober 2014

A poem?





love me, just like the moving sky up there.


care of me just like your words in your poems.

is this a poem?

well, truly I don't know.



@Office, 
Tuesday Morning.

Sabtu, 04 Oktober 2014

Hewan Kurban


"10 Juta? gila!. apa tidak bisa kurang lagi?"

"Kambing ini perawatannya berbeda dari yang lain, Pak. Khusus kami sediakan untuk kurban."

"Mahal sekali. Kurangi sedikit lagi lah. Masa tetap segitu?"

"Wah tidak bisa, Pak. Untuk yang satu ini 10 juta sudah harga terendah. Kami merawatnya juga tidak asal-asalan. Tentu bapak juga menginginkan kambing dengan kualitas baik kan?"


Proses tawar menawar siang itu terjadi sangat lambat. Sang calon pembeli bermobil mewah itu tetap kekeuh ingin membeli kambing tersebut dengan harga murah. Namun sang penjual tentu tidak ingin melepas begitu saja kambing terbaiknya dengan harga rendah.


"Kalau yang ini berapa?." Ia menunjuk kambing lain yang ukurannya lebih kecil, juga terlihat seperti tidak terlalu baik kualitasnya.

"Kalau itu 7 juta."


Sang calon pembeli belum juga memutuskan kambing mana yang akan ia ambil. Tiba-tiba di tengah perdebatan itu, datanglah seorang lelaki berkaos hitam dengan sedikit noda tanah yang menempel pada bagian depan kaosnya. Wajahnya terlihat lelah sekali. Banyak kerutan di wajahnya seolah menggambarkan betapa kerasnya hidup yang ia jalani. Ia terlihat tidak lagi muda. Mungkin seorang kuli bangunan yang baru saja pulang kerja. Ia berhenti dan turun dari sepedanya tepat disamping sang penjual kambing.


"Berapa harga kambing ini, Pak?." Tanyanya kepada sang penjual. Ia menunjuk kambing yang sedari tadi sedang diincar oleh sang calon pembeli pertama.

"10 juta, Pak."

"Kualitasnya bagaimana?"

"Bisa dijamin baik, Pak. Kami tidak ingin mengecewakan pembeli."

"Baiklah saya ambil yang ini." Kata sang bapak tua sambil menghitung sejumlah uang kemudian memberikannya kepada sang penjual.

"Ini uangnya. mohon dihitung kembali."

"Baiklah. Tunggu sebentar, Pak. Akan kami proses."


Bapak tua itu mengangguk. Ia berdiri menunggu sambil melihat-lihat kambing lain disekitarnya.
Melihat betapa cepatnya proses pembelian bapak tua itu, calon pembeli pertama melangkah mendekati bapak tua tersebut.


"Kenapa bapak langsung menerima saja harga kambing itu? bahkan tanpa menawar sedikitpun. Itu mahal sekali pak." Tanyanya kepada bapak tua.

"Saya hanya ingin yang terbaik untuk ibadah saya. Semoga dengan ini Dia tidak kecewa kepada saya."


Sang calon pembeli itu seolah tersentak oleh apa yang diucapkan sang bapak tua. Ia terdiam.





Bitung, 03 Oktober 2014.
10:59 WIB.

Rabu, 01 Oktober 2014

Senandung pucuk-pucuk pinus


Aku berdiri diantara rimbunnya pohon pinus. Sendiri. hanya angin yang selalu menemaniku. Ia seolah tour guide yang sedang menjelaskan apa yang ada disekitarku saat ini. Kilauan embun mengantung di pucuk pinus itu memantulkan  sinar matahari yang panasnya belum seberapa.

Aku terus berjalan. menapaki setiap langkah di hutan ini mengingatkanku akan dia. Seseorang di masa lalu. Dulu kami sering sekali menghabiskan waktu di tempat ini. tanpa tujuan yang jelas. Tanpa percakapan. Hanya tangan kami yang terus menggenggam satu sama lain. Kami terpukau dan terhipnotis oleh damainya suasana diantara rimbunan pinus itu.

Kebersamaan dalam sunyi itu yang membuatku memutuskan untuk kembali ke tempat ini. Aku tidak tahu. Mungkin aku telah melakukan tindakan bodoh. Saat sedang berusaha melupakannya, aku malah terus terbawa arus kenangan masa dulu saat bersamanya. Di tempat ini, walaupun ini ku sendiri, tetap bisa kurasakan damai yang sama, nyanyian alam yang sama, sejuta cerita yang pernah ku lalui disini tetap tersimpan rapi dalam jiwa pohon-pohon itu.

Kini setelah lama berjalan tanpa arah, aku memutuskan untuk beristirahat sejenak. Bersandar pada batang pohon pinus. Tempat yang tepat untuk beristirahat. Dulu kami – aku dan dia – sering sekali beristirahat disini. Tetap dalam diam. Atau kadang hanya senyum manis yang terbingkai di wajah kami. Aku terduduk lemah saat melihat ukiran yang pernah kami buat pada salah satu sisi pohon ini. Bukan namaku atau namanya. Hanya empat huruf, “Kita”.

Lama aku terdiam. Tertunduk. Tanpa kusadari airmata mulai menganak sungai di pipiku. Siluet bayang masalalu itu kembali muncul. Membuat sesak. Seketika aku sadar. Aku harus segera pergi dari tempat ini. Semakin lama aku disini, semakin aku terjebak dalam relung peyesalan. Aku butuh warna baru, setidaknya untuk kembali meramaikan hati juga fikiranku.

Aku berdiri, kubersihkan serpihan kulit pinus yang menempel pada punggung jaketku. Aku membalikkan badan untuk melangkah pulang. Tiba-tiba kudengar suara khas itu.

“Hai, apa kabar? Aku menepati janjiku untuk menemuimu di tempat ini”.  



Senin, 01 oktober 2014.

Sabtu, 13 September 2014

Cinta ~ Sekitar Kita

Sabtu, 13 September 2014




sebab bulan pun membutuhkan matahari untuk membuatnya bersinar.

juga aurora yg butuh kegelapan agar sinarnya meliuk indah.

seperti hujan, pelangi dan teduh.
ketiganya saling membutuhkan.

mereka semua diciptakan bersama.

tapi tak pernah bertemu dalam satu perjalanan.



sebuah pengandaian sederhana tentang cinta



apakah cinta harus selalu bersama?

aku pernah berharap jawabannya adalah 'iya'.

tapi ternyata tidak selalu

ada banyak hal yang jauh lebih indah saat cinta itu - ternyata - tidak bersama

lihat bagaimana indahnya cahaya rembulan yang dipantulkan oleh matahari

dan mereka tidak bersama

juga betapa cantiknya aurora borealis dan surealis di ujung dunia sana

mereka dibantu oleh kegelapan malam

atau keteduhan saat menatap spektrum warna warni pelangi di langit sana

Ia hadir karena hujan

tetap indah walau tak pernah dipersatukan.