Pages

Selasa, 28 Juni 2016

Kisah Negeri 1001 Malam: Aladin dan Lampu Ajaib





Aladin dan Lampu Ajaib

Diceritakan kembali oleh: David Foulds
Penerjemah: Siti Nadroh


 
Dahulu kala, hiduplah seorang penjahit bernama Mustapha. Setiap hari ia bekerja keras dari pagi hingga malam, tapi ia tetap hidup miskin. Putranya, Aladin, adalah seorang anak yang malas dan tidak pernah membantu Mustapha. Setelah ayahnya meninggal dunia, Aladin menjadi semakin malas dari sebelumnya dan ibunya harus bekerja demi mendapatkan makanan.

Suatu hari, saat Aladin bermain dipinggir jalan, seseorang menghampirinya. “Hei nak, apakah kau putranya Mustapha?”
“Ya” jawab Aladin. “Tapi ayahku sudah meninggal dunia.”

Orang asing itu terlihat sangat sedih. Ia merangkul Aladin. “Aku adalah pamanmu, nak” ucapnya. “Aku sudah pergi jauh selama bertahun-tahun, sekarang sudah terlambat bagiku untuk melihat kakakku yang malang.” Lalu ia mengeluarkan uang dari kantungnya dan memberikannya kepada Aladin.

“Temui ibumu dan katakana padanya bahwa aku sudah kembali. Aku akan menemuinya besok.” 

Alladin pulang ke rumah lalu bercerita kepada ibunya. “Tapi, ayahmu tidak memiliki seorang kakak!” kata ibunya. “kau pasti salah. Aku akan memberitahu seseorang saat ia datang.”

Malam berikutnya, orang asing itu datang ke rumah Aladin. Ia berjabat tangan dengan Ibu Aladin sambil berkata, “sudah terlambat bagiku untuk melihat saudaraku!” Ia terlihat sangat sedih. Ibu Aladin mulai menangis. Orang asing itu bukanlah kakak Mustapha. Ia adalah seorang pesulap dan ia ingin Aladin membantunya. Tapi ia tidak mengatakannya pada Aladin. Sebaliknya, ia menatap Aladin dan bertanya, “Pekerjaan apa yang sudah kau pilih, keponakanku?” Seketika wajah Aladin memerah. “Tidak ada.” Jawabnya.

“Baiklah aku akan membelikan sebuah toko untukmu.” Kata pesulap itu.
“Ucapkan selamat tinggal kepada ibumu. Kau akan belajar semua hal tentang bisnis. Aku akan melakukan apapun sebisaku untuk membantumu. Hanya yang terbaik yang cocok untukmu, keponakanku sayang.”
Ibu Aladin kini yakin kalau pesulap itu adalah paman Aladin. Ia sangat berterimakasih kepada pesulap tersebut.

"Bekerja keraslah, Aladin.” Pesannya kepada sang anak.

Pesulap itu membawa Aladin ke sebuah tempat diluar kota. Ia menyuruh Aladin untuk mengumpulkan ranting untuk dibakar. Saat api membakar ranting-ranting tersebut, sang pesulap melemparkan abu putih kearah api tersebut lalu ia mengucapkan suatu mantra.

Asap hijau mengepul ke udara, bumi bergetar dan sebuah lubang besar tiba-tiba muncul dihadapan mereka. Dibawah lubang itu Aladin melihat sebuah batu datar berukuran besar dengan sebuah cincin besi ditengahnya.

“Ambil cincin itu dan angkat batunya.”

Aladin ketakutan. “Lakukan seperti yang kukatakan. Ada harta yang indah dibawah sana. Hanya kau yang bisa mengambilnya karena namamu tertulis dibatu itu.” Ucap sang pesulap.

Dengan mudah Aladin mengangkat batu itu. Dibawahnya terdapat beberapa anak tangga. Mereka lalu melangkah menuruni anak tangga itu. Aladin bisa melihat betapa gelapnya dibawah sana.

“Pergilah kebawah sana melalui tangga itu. lalu kau akan sampai di sebuah ruangan besar yang dipenuhi oleh peti emas dan perak, tapi jangan sentuh apapun. Teruslah berjalan lalu kau akan sampai di ruangan lainnya. Lewati ruangan kedua itu lalu kau akan sampai di ruangan ketiga. Di ruangan terakhir itu ada sebuah pintu, bukalah pintu itu.” ucap sang pesulap.

“Disana kau akan melihat sebuah taman yang dipenuhi pohon buah-buahan yang indah. Disudut taman itu ada sebuah rak. Disana kau akan lihat sebuah lampu kecil. Bawakan lampu itu kepadaku. Kalau kau mau, kau boleh mengambil beberapa harta yang ada disana saat kau kembali keatas. Tapi jangan lupakan lampunya.”

Aladin sangat ketakutan. Ia tidak mau menuruni tangga ke tempat gelap itu. Sang pesulap memakaikan cincin ke jari Aladin. “Ini adalah cincin ajaib yang akan menjagamu agar tetap selamat.” Katanya.

Aladin berterimakasih kepada sang pesulap dan pergi menuruni tangga. Ia melakukan semuanya sama seperti yang dijelaskan oleh sang pesulap. Ia menemukan lampu itu dan memasukkannya kedalam kantung. Dalam perjalaan kembalinya, Ia melihat pohon-pohon penuh dengan buah yang indah. Ia mencoba memakannya, tapi buah itu keras dan dingin. Aladin tidak mengetahui kalau  kalau buah pir, jeruk dan apel itu adalah batu permata besar. Menurutnya semua buah itu cantik dan ia memenuhi sakunya dengan buah-buahan itu.

Sang Pesulap menunggu Aladin di tangga paling atas. Ia berencana mengambil lampu itu lalu menutup pintunya bersama Aladin didalamnya.

“Bantu aku naik, paman.” Teriak Aladin.

“Berikan dulu lampunya kepadaku.” Ucap sang pesulap. “Kau akan lebih mudah naik keatas sini tanpa lampu itu.”

“Lampunya ada didalam kantungku.” Jawab Aladin. “Lampu ada dibawah buah-buahan indah. Aku akan memberikannya kepadamu saat aku sudah keluar dari sini.”

Pesulap itu marah. “lakukan seperti yang kukatakan. Berikan lampunya kepadaku!” katanya.

“Aku tidak bisa, paman.” Jawab Aladin. “Bantu aku keluar dari lubang ini. Kalau aku sudah keluar dari sini, aku akan mengeluarkan semua yang ada di kantungku , lalu kau bisa mengambil lampu itu.”

Tapi sang pesulap tidak ingin menunggu. Ia marah lalu ia melemparkan segenggam abu ke bara api dan mengucapkan suatu mantra. Tidak lama kemudian, asap merah mengepul keatas memenuhi udara. Lalu terdengar suara keras dan menakutkan. Batu besar itu bergeser kembali ke tempatnya semula dan menutupi lubang itu. Aladin terperangkap dibawah tanah!

Pesulap yang marah itu pergi meninggalkan Aladin. Aladin menangis minta bantuan, tapi tidak ada seorangpun yang mendengarnya.  Setelah beberapa saat, ia kelelahan dan berhenti berteriak. Lalu ia menggosok kedua tangannya yang mulai terasa dingin. Tiba-tiba, muncul seorang jin kecil.
 
“Aku adalah jin dari cincin itu.” katanya. “Apa yang bisa kulakukan untukmu?” Aladin sangat terkejut dan kaget. 

“Tolong keluarkan aku dari tempat ini!” jawabnya. Seketika ia menemukan dirinya duduk dirumput.

Ia berlari pulang ke rumahnya untuk menemui ibunya dan memperlihatkan buah-buahan indah kepadanya.
“kenapa kau tidak membawa beberapa keping emas dan perak?” Tanya ibunya. “kau bodoh sekali! Tidak ada makanan di rumah ini, kita tidak bisa makan buah-buahan kaca milikmu itu!”

“Aku membawa lampu ini.” Jawab Aladin. “Jika ibu membersihkannya, mungkin aku bisa menjualnya ke pasar.”

Aladin mulai menggosok lampu itu. Lalu, asap seperti awan mendung keluar dari lampu itu dan seorang jin besar muncul diantara asap itu.

“Aku adalah jin lampu. Apa yang bisa kulakukan untukmu?” Tanya jin itu.

“Bawakan aku makanan.” Jawab Aladin. Jin itu menghilang. Beberapa detik kemudian, ia kembali dengan membawa makanan mewah diatas sebuah piring perak.

“Ini pasti sebuah lampu ajaib, Bu.” Kata Aladin kepada ibunya.

“Sekarang aku tahu kenapa pamanku sangat menginginkan lampu ini! Ia pasti seorang pesulap.”

Setelah kejadian itu, setiap hari jin lampu tersebut membawakan makanan untuk mereka menggunakan piring perak dan setiap hari pula Aladin menjual piring perak tersebut ke pasar. Ia tidak mengetahui berapa harga perak, tapi sang pemilik toko memberinya uang yang sangat sedikit. Tetapi, walaupun Aladin dan ibunya miskin dan orang biasa yang sederhana, mereka bahagia dengan apa yang mereka miliki.



***
 

2 komentar:

  1. Kisah yang menarik, berlainan dengan yang sebelum ini kami dengar.

    BalasHapus
  2. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus