Aladin
dan Lampu Ajaib
Diceritakan kembali oleh: David Foulds
Penerjemah: Siti Nadroh
Dahulu
kala, hiduplah seorang penjahit bernama Mustapha. Setiap hari ia bekerja keras
dari pagi hingga malam, tapi ia tetap hidup miskin. Putranya, Aladin, adalah seorang
anak yang malas dan tidak pernah membantu Mustapha. Setelah ayahnya meninggal
dunia, Aladin menjadi semakin malas dari sebelumnya dan ibunya harus bekerja demi
mendapatkan makanan.
Suatu
hari, saat Aladin bermain dipinggir jalan, seseorang menghampirinya. “Hei nak,
apakah kau putranya Mustapha?”
“Ya”
jawab Aladin. “Tapi ayahku sudah meninggal dunia.”
Orang
asing itu terlihat sangat sedih. Ia merangkul Aladin. “Aku adalah pamanmu, nak”
ucapnya. “Aku sudah pergi jauh selama bertahun-tahun, sekarang sudah terlambat
bagiku untuk melihat kakakku yang malang.” Lalu ia mengeluarkan uang dari
kantungnya dan memberikannya kepada Aladin.
“Temui
ibumu dan katakana padanya bahwa aku sudah kembali. Aku akan menemuinya besok.”
Alladin pulang
ke rumah lalu bercerita kepada ibunya. “Tapi, ayahmu tidak memiliki seorang
kakak!” kata ibunya. “kau pasti salah. Aku akan memberitahu seseorang saat ia
datang.”
Malam
berikutnya, orang asing itu datang ke rumah Aladin. Ia berjabat tangan dengan
Ibu Aladin sambil berkata, “sudah terlambat bagiku untuk melihat saudaraku!” Ia
terlihat sangat sedih. Ibu Aladin mulai menangis. Orang asing itu bukanlah kakak Mustapha. Ia adalah seorang pesulap dan ia
ingin Aladin membantunya. Tapi ia tidak mengatakannya pada Aladin. Sebaliknya,
ia menatap Aladin dan bertanya, “Pekerjaan apa yang sudah kau pilih, keponakanku?” Seketika wajah Aladin memerah. “Tidak ada.” Jawabnya.
“Baiklah
aku akan membelikan sebuah toko untukmu.” Kata pesulap itu.
“Ucapkan
selamat tinggal kepada ibumu. Kau akan belajar semua hal tentang bisnis. Aku
akan melakukan apapun sebisaku untuk membantumu. Hanya yang terbaik yang cocok
untukmu, keponakanku sayang.”
Ibu
Aladin kini yakin kalau pesulap itu adalah paman Aladin. Ia sangat
berterimakasih kepada pesulap tersebut.
"Bekerja keraslah, Aladin.” Pesannya kepada sang anak.
Pesulap
itu membawa Aladin ke sebuah tempat diluar kota. Ia menyuruh Aladin untuk
mengumpulkan ranting untuk dibakar. Saat api membakar ranting-ranting tersebut,
sang pesulap melemparkan abu putih kearah api tersebut lalu ia mengucapkan
suatu mantra.
Asap
hijau mengepul ke udara, bumi bergetar dan sebuah lubang besar tiba-tiba muncul
dihadapan mereka. Dibawah lubang itu Aladin melihat sebuah batu datar
berukuran besar dengan sebuah cincin besi ditengahnya.
“Ambil cincin itu dan angkat batunya.”
Aladin
ketakutan. “Lakukan seperti yang kukatakan. Ada harta yang indah dibawah sana.
Hanya kau yang bisa mengambilnya karena namamu tertulis dibatu itu.” Ucap sang
pesulap.
Dengan
mudah Aladin mengangkat batu itu. Dibawahnya terdapat beberapa anak tangga. Mereka
lalu melangkah menuruni anak tangga itu. Aladin bisa melihat betapa gelapnya
dibawah sana.
“Pergilah
kebawah sana melalui tangga itu. lalu kau akan sampai di sebuah ruangan besar
yang dipenuhi oleh peti emas dan perak, tapi jangan sentuh apapun. Teruslah
berjalan lalu kau akan sampai di ruangan lainnya. Lewati ruangan kedua itu lalu kau akan sampai di ruangan ketiga. Di ruangan terakhir itu ada sebuah pintu,
bukalah pintu itu.” ucap sang pesulap.
“Disana
kau akan melihat sebuah taman yang dipenuhi pohon buah-buahan yang indah. Disudut
taman itu ada sebuah rak. Disana kau akan lihat sebuah lampu kecil. Bawakan lampu
itu kepadaku. Kalau kau mau, kau boleh mengambil beberapa harta yang ada
disana saat kau kembali keatas. Tapi jangan lupakan lampunya.”
Aladin
sangat ketakutan. Ia tidak mau menuruni tangga ke tempat gelap itu. Sang
pesulap memakaikan cincin ke jari Aladin. “Ini adalah cincin ajaib yang akan
menjagamu agar tetap selamat.” Katanya.
Aladin
berterimakasih kepada sang pesulap dan pergi menuruni tangga. Ia melakukan semuanya sama
seperti yang dijelaskan oleh sang pesulap. Ia menemukan lampu itu dan
memasukkannya kedalam kantung. Dalam perjalaan kembalinya, Ia melihat pohon-pohon
penuh dengan buah yang indah. Ia
mencoba memakannya, tapi buah itu keras dan dingin. Aladin tidak mengetahui kalau kalau buah pir, jeruk dan apel itu adalah batu
permata besar. Menurutnya semua buah itu cantik dan ia memenuhi sakunya dengan buah-buahan
itu.
Sang
Pesulap menunggu Aladin di tangga paling atas. Ia berencana mengambil lampu
itu lalu menutup pintunya bersama Aladin didalamnya.
“Bantu
aku naik, paman.” Teriak Aladin.
“Berikan
dulu lampunya kepadaku.” Ucap sang pesulap. “Kau akan lebih mudah naik keatas
sini tanpa lampu itu.”
“Lampunya
ada didalam kantungku.” Jawab Aladin. “Lampu ada dibawah buah-buahan indah. Aku akan
memberikannya kepadamu saat aku sudah keluar dari sini.”
Pesulap
itu marah. “lakukan seperti yang kukatakan. Berikan lampunya kepadaku!”
katanya.
“Aku
tidak bisa, paman.” Jawab Aladin. “Bantu aku keluar dari lubang ini. Kalau aku
sudah keluar dari sini, aku akan mengeluarkan semua yang ada di kantungku , lalu
kau bisa mengambil lampu itu.”
Tapi
sang pesulap tidak ingin menunggu. Ia marah lalu ia melemparkan segenggam abu ke
bara api dan mengucapkan suatu mantra. Tidak lama kemudian, asap merah mengepul
keatas memenuhi udara. Lalu terdengar suara keras dan menakutkan. Batu besar
itu bergeser kembali ke tempatnya semula dan menutupi lubang itu. Aladin
terperangkap dibawah tanah!
Pesulap
yang marah itu pergi meninggalkan Aladin. Aladin
menangis minta bantuan, tapi tidak ada seorangpun yang mendengarnya. Setelah beberapa saat, ia kelelahan dan
berhenti berteriak. Lalu ia menggosok kedua tangannya yang mulai terasa dingin.
Tiba-tiba, muncul seorang jin kecil.
“Aku
adalah jin dari cincin itu.” katanya. “Apa yang bisa kulakukan untukmu?”
Aladin sangat terkejut dan kaget.
“Tolong
keluarkan aku dari tempat ini!” jawabnya. Seketika ia menemukan dirinya duduk
dirumput.
Ia
berlari pulang ke rumahnya untuk menemui ibunya dan memperlihatkan buah-buahan
indah kepadanya.
“kenapa
kau tidak membawa beberapa keping emas dan perak?” Tanya ibunya. “kau bodoh
sekali! Tidak ada makanan di rumah ini, kita tidak bisa makan buah-buahan kaca
milikmu itu!”
“Aku
membawa lampu ini.” Jawab Aladin. “Jika ibu membersihkannya, mungkin aku bisa
menjualnya ke pasar.”
Aladin
mulai menggosok lampu itu. Lalu, asap seperti awan mendung keluar dari lampu
itu dan seorang jin besar muncul diantara asap itu.
“Aku
adalah jin lampu. Apa yang bisa kulakukan untukmu?” Tanya jin itu.
“Bawakan
aku makanan.” Jawab Aladin. Jin itu menghilang. Beberapa detik kemudian, ia
kembali dengan membawa makanan mewah diatas sebuah piring perak.
“Ini
pasti sebuah lampu ajaib, Bu.” Kata Aladin kepada ibunya.
“Sekarang
aku tahu kenapa pamanku sangat menginginkan lampu ini! Ia pasti seorang
pesulap.”
Setelah
kejadian itu, setiap hari jin lampu tersebut membawakan makanan untuk mereka menggunakan
piring perak dan setiap hari pula Aladin menjual piring perak tersebut ke
pasar. Ia tidak mengetahui berapa harga perak, tapi sang pemilik toko
memberinya uang yang sangat sedikit. Tetapi, walaupun Aladin dan ibunya miskin
dan orang biasa yang sederhana, mereka bahagia dengan apa yang mereka miliki.
***
***
Kisah yang menarik, berlainan dengan yang sebelum ini kami dengar.
BalasHapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut