Pages

Senin, 19 Juni 2017

Review Novel "Jodoh" Karya Fahd Pahdepie




Penulis: Fahd Pahdepie
Terbit: Desember 2015
Judul buku : Jodoh
Penerbit: Bentang Pustaka
Format: 13 x 20,5 cm
Edisi : Soft Cover
ISBN : 978-602-291-118-0
Penyunting: Ika Yuliana K.


Apa itu jodoh?
Barangkali kau sering bertanya-tanya tentangnya.
Barangkali imajinasimu tentang belahan jiwa begitu sederhana: di tepi pantai, kau mengandaikan ada orang di seberang sana, yang tengah menunggumu untuk berlayar.
Namun di saat yang sama, terkadang kau justru meragu, sehingga seringkali hanya bisa menunggu, mendambakan orang yang kau nantikan itu akan lebih dulu merakit sampannya, mengayun dayungnya, dan mengarahkan kompasnya untuk menjemputmu.
Tetapi laut, ombak, dan isinya selalu menjadi misteri yang tak terduga-duga, bukan? Orang yang kau sangka belahan jiwa sering kali hanyalah perantara, atau justru pengalih perhatian dari belahan jiwamu yang sesungguhnya.
Ini adalah kisah tentang seorang laki-laki dan perempuan, yang memutuskan untuk berlayar—jauh sebelum mereka mengenal ketakutan; jauh sebelum mereka bisa membaca arah atau menebak cuaca; bahkan jauh sebelum mereka disibukkan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang waktu, takdir, cinta, dan jodoh itu sendiri.


"Jodoh". 

Dari judulnya saja sudah membuat saya penasaran. Tapi disini saya tidak akan menjelaskan sinopsisnya secara rinci karena nanti pada ga penasaran untuk baca novelnya. Hehe

Intinya, novel ini bercerita tentang dua manusia yang sedang membuat kisah tentang jodohnya. Mereka merangkai masa depan dalam fikirannya. Bergerak selangkah demi selangkah ke tujuan yang sama. Jauh sebelum mereka disibukkan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang waktu, takdir, cinta, dan jodoh itu sendiri.

Mereka berusaha meraih jodoh yang 'sudah pasti' menurut mereka berdua. Yang sudah maktub, Kalau kata kang Fahd. Man jadda wa jodoh. Siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berjodoh.

Ada hal menarik yang saya temukan di novel ini, salah satunya tentang Cinta Platonik. Begini isinya:

"Konon, pada mulanya dua manusia diciptakan berpasangan dalam tubuh yang sama dengan dua kepala, dua leher, dua badan, dua pasang tangan, dua pasang kaki dan seterusnya, tetapi hanya dikaruniai satu hati, satu jiwa.Plato menyebut konsep ini sebagai "belahan jiwa": dua manusia berbagi masing-masing setengah jiwa untuk satu dan lainnya." 
(Hal. 129)

Jodoh, sekali lagi, kadang memang membingungkan. Bagaimana wajahnya? Seperti apa perangainya? Apa kita harus berkelana mencarinya dan membuat kisah kita sendiri demi sebuah akhir bahagia yang kita harapkan. Atau, kita hanya akan diam saja, menunggu.

Bagaimana mungkin kita bisa berpikiran 'dialah jodoh saya' hanya karena 'yakin saja' padahal mungkin Sang Pemilik Cinta memiliki rencana lain.

Seperti biasa, tulisan-tulisan kang Fahd pada akhirnya selalu bisa membuat saya merasa ada suatu kelegaan tersendiri. Seperti ada sebuah pintu baru yang terbuka dalam fikiran dan membuat ruang bernafas saya lebih luas.

Novel sekali duduk. Benar sekali. Ini novel ringan yang bisa dituntaskan hanya dalam beberapa jam saja (menurut saya sih). Untuk kalian yang lagi cari novel ringan untuk dibaca, coba deh baca buku ini, insyaAllah ga nyesel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar