Pages

Jumat, 09 Oktober 2015

Resensi Novel "Cinta Isi Ulang" Karya Toni Yunanto





            Aldo, Yoga, Angga dan Irud adalah sekelompok anak muda yang memiliki hobi yang sama yaitu bermain music. Mereka membentuk sebuah band beraliran rock dengan nama B 417 AN (dibaca: Berempat satu tujuan). Walau mereka berkantong pas-pasan dan memiliki gengsi yang tinggi, tetapi mereka percaya bahwa hobinya tersebut tidak hanya untuk memuaskan batin saja, tetapi mereka juga bisa sukses dari pekerjaan yang sesuai minatnya tersebut.

            Perjalanan karir band mereka tidaklah mulus, demi membesarkan nama bandnya, mereka sering mengikuti kompetisi band dengan hadiah uang tunai yang lumayan. Namun, hadiah yang mereka terima selalu diberikan kepada pasangan mereka demi “mengisi ulang”cintanya.

            Pasangan mereka memang selalu menuntut materi, sedangkan kantong mereka yang pas-pasan tidak selalu mampu membelikan apa yang diinginkan pasangannya. Hingga tak jarang mereka harus berbohong kepada pasangannya. Walau sebenarnya cinta mereka bertepuk sebelah tangan, namun mereka selalu berusaha memberikan apapun demi kebahagiaan pasangannya. Dengan kata lain, mereka rela banting tulang demi mengalahkan gengsi kepada pasangannya.

            Sampai suatu ketika, mereka bertekad untuk melakukan perubahan atas band nya. Mereka berniat untuk mengikuti festival besar di kota itu yang akan diadakan beberapa bulan kedepan, namun tantangannya adalah mereka harus membawakan lagu yang beraliran pop. Demi mengikuti festival tersebut, mereka semakin rajin mengasah kemampuan mereka di sebuah sekolah music dengan bekerja sebagai office boy. Disana mereka tidak semata-mata bekerja saja, tetapi juga mengamati bagaimana para insruktur mengajari murid-muridnya berbagai teknik dalam bermusik dan secara tidak langsung mereka juga mencuri ilmu dari sana. Perlahan tapi pasti, mereka mulai mendapat kemajuan dari kegigihannnya dalam belajar.         

            Hal itu terbukti ketika sekolah music tersebut menyelenggarakan festival solo vocal, gitar, bass dan drum. Mereka menyamar dan mengikuti festival tersebut dan kemudian keluar sebagai juara dalam masing-masing kategorinya. Secara kebetulan mereka ditawari untuk menjadi instruktur di sekolah music tersebut dan tentu saja mereka menerimanya dengan keuntungan mereka bisa terus belajar dan mengasah kemampuan mereka demi mengikuti festival bergengsi tersebut.

            Dengan kekompakan, rasa kekeluargaan, ketekunan, cinta dan tekad yang kuat mereka dapat manaklukan tantangan tersebut. Mereka akhirnya berhasil mengikuti festival tersebut dan menjadi juara pertama serta mendapatkan hadiah utama dengan jumlah besar. Mereka berhasil mengalahkan peserta lain yang mayoritas adalah seorang professional dalam bidang musik. Dengan kejujuran dan ketulusan, mereka juga akhirnya mendapatkan cinta sejatinya tanpa syarat atau tanpa isi ulang atau menuntut apapun apalagi harus berbohong. Karena cinta itu take and give, bukan always giving.











Tangerang, 
Jum'at, 09 Oktober 2015 
4:23 p.m.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar